Senin, 23 Desember 2019

Aku dan Senja


Aku dan Senja

Aku dan Senja
Ada gelisah saat senja mulai tiada, sekelumit cerita yang dulu kita rangkai kini tiada.

Aku dan Senja
Akankah cerita itu kan selamanya tiada atau hanya sebatas malam yang kelam.

Aku dan Senja 
Saat ini tak lagi bercengkrama, aku hanya menitip kata, kata yang mungkin tak bermakna buatmu.

Aku dan Senja
Cerita itu berlalu bersama sirnanya senja dicakrawala, yang berganti malam tanpa purnama, namun cerita itu tetap kubingkai dalam helaan nafasku.

Aku dan Senja
J - LOOP JPG
23 Desember 2019

Sabtu, 21 Desember 2019

Mati dalam Hidup

Perlahan mudaku mulai menua, ingatanku mulai melupa, hidupku perlahan dinanti mati.

"Mati yang mati" 

Saat hidup yang lupa hidup bahkan mati dalam hidup.

17 Desemeber 2019
Agus Heriyanto

Jumat, 20 Desember 2019

Mengering



Pohonku mulai mengering, rerumput pun hening, tanah resah tanpa basah aku hanya pasrah pada yang Kuasa serta sebait doa ku berucap nyata.

Kudengar hujan berbisik perlahan sabar ... kelak aku datang.

Aamiin

Track Sepeda Jalur Expert Parigi


Embun Pagi


Pagi ini sebulir embun terjatuh dari daun sisa tangis langit semalam yang masih bertahan, lalu sang bumi memeluknya.
Ada rindu yang kian meragu saat cinta yang mulai tiada.
Adalah DIA yang mempunyai keduanya.
Aku hanya ingin DIA memberi yang ada walau aku diantara ada dan tiada.

Abikana
9 Oktober 2019

Setia satu dan yang mendua


Sayang...

Terima Kasih kau telah setia, disaat aku sering tak ada, bahkan disaat aku pernah mendua.

Terima Kasih kau telah menjaga bunga melati tanda cinta kasih, walau kadang aku lupa menyadari.

Terima Kasih kau telah satu berhati, berhati padaku, walau aku pernah berdua hati pada yang lain.

Maafkan aku yang sering tak mengerti arti melati berputik dipagi hari.

Aku sayang kamu.

Abikana
6/3/2019

Sepenggal kisah pengesol sepatu

Ketika mengambil gambar lewat hape saat bersepeda dan saya anggap cukup baik viewnya namun kurang begitu baik dalam pengambilannya, saat yang sama sosok pengesol sepatu lewat dan seperti yang anda lihat hasilnya, namun disini saya bukan mau bercerita tentang poto diatas, namun sosok pengesol sepatu.

‎Kursi yang tidak lebih besar dari pantatnya selalu menemani dan juga beberapa peralatan kerjanya tukang sol sepatu itu berkeliling sejak pagi kadang hingga malam, tak jarang tidak 1 pun yang menggunakan jasanya.

Kendati begitu, para pengesol sepatu keliling tetap ‎berpikir positif dengan terus ikhtiar berkeliling menjajakan jasanya, biasanya diselingi dengan teriakan kecil "solspatuuuu"

Memang sih sebagai seorang tukang sol sepatu saat ini diakui kita tidak menutup mata dan pungkiri rasanya jauh dari kata mencukupi dan pekerjaan inipun seolah sudah tak dapat diandalkan dan mungkin akan segera dilupakan orang.

Namun karena sebagian saudara-saudara kita tidak memiliki keahlian lain maka para pengesol sepatu yang kadang sudah melakoninya hingga kurun waktu 25an tahun mereka setia menjalaninya, seperti ada sekelompok Akang-Akang yang tinggal didekat rumah saya, Jln H Sarmah Parigi Lama Pondok Aren, salah satunya bernama Kang Wahyu.

(Rezqi Jodoh Maut Allah sudah atur dengan seksama dan dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi dan sangat sempurna, dan itu tidak terjangkau oleh akal fikir manusia yang kecendrungannya sesuatu hanya dinilai oleh pekerjaan dan nilai materi, sebab ada alat yang bisa menghubungan kita pada Tuhan agar seperak menjadi berkah yaitu (SYUKUR" QS : 14 ; 7)

Biaya mensol sepatu pada umumnya kisaran 10-50rb, dan mereka tinggal di Ibukota atau sekitarnya, tak jarang mereka mempunyai keluarga yang ikut juga bersama juga ada yang ditinggal dikampung halamannya Garut, sepulang berkeliling mengesol mereka kadang membawa hasil 100, kadang 50 kadang juga tidak membawa sesenpun selain itu kadang mereka membawa sepatu bekas yang kadang mereka jual juga.

Dan hingga saat ini para pengikhtiar rezqi sol sepatu keliling masih eksis dan entah sampai kapan, Allah Maha Memberi Rezqi dengan cara dan jalan yang kadang kita tidak duga-duga namun sering pula yang terduka, semoga kita semua dipelihara dari mendapatkan rezqi yang halal dan toyib dan dihindari dari mendapat rezqi yang haram.

Aamiin Ya Rabbal 'Alamin

Parigi, Senin 21/10/2019
Abi Kana

Belajar menerima ketetapan Allah

Tubuh dan segenap perangkatnya sangat sudah sempurna, dan juga hasil dari kompetisi / pertarungan milyaran sel sperma dan itu luar biasa, dan kita menang 💪 walau dalam  pandangan djohir, kita mendapati banyak yang tidak sempurna ... benar kan ? Tapi justru disitu letak ke Maha Sempurnaannya Allah, sebab tiada satu tindakanNYA yang sia-sia (Al-Baqarah 26-27) 

Dalam diri juga sudah dipasang banyak sensor dan terkoneksi ke alarm diri, jika kita melakukan hal yang melanggar lalu lintas frekwensi energi positif maka alarm itu akan memberi tahu, namun ketidak pekaan kita atas itu membuat kita maen tabrak dan terus melanggar, walhasil Allah tilang dengan berbagai masalah.

Lalu Allah pun memberikan kode-kode disemesta ini, agar apa, agar kita bisa mengoptimalkan pemberian Allah berupa akal, banyak ayat-ayat yang menyatakan itu antara lain (Az zumar 18) 
Nah artinya Allah itu ciptain kita dengan kesempurnaan yang nyata, juga segala fasilitas istimewa kita dapati, kita tinggal gunain, kita tinggal nikmatin, nurut ama Allah, ikutin mau Allah (bahasa globalnya), maka kita tidak akan mendapati kehidupan ruwet rawet, walau senyatanya hidup itu pasti ada ruwet rawetnya, namun kita bisa terima keadaan tersebut, dan menjalaninya dengan tepat dan benar.

Ruwet Rawet dalam kehidupan itu adalah sunatullah, namun perkaranya bukan masalah ruwet rawet, masalahnya bagaimana menerima ruwet rawet tsb dan mempackingnya menjadi sebuah nilai ibadah, bukan malah menjadi income jiwa yang sengsara.

Kita mungkin sudah biasa dan bisa menerima sesuatu yang kita inginkan, namun bisakah atau terbiasakah kita menerima sesuatu yg tidak kita inginkan, padahal 22 nya itu Allah punya haq memberi, terimalah dulu kenyataan didepan mata, baik suka maupun tidak, jika kenyataan itu bukan sesuatu yg kita inginkan, terima dulu saja, terima, terima.....lalu beristighfar, lalu intropeksi diri sedalam-dalamnya, mohon padaNYA  dengan tenang, sertakan sabar didalamnya, dan jalani jangan diratapi (Alam Nasyroh 6).

Hidup itu kenyataan, kenyataan saat ini ya kita hidup dengan segala aktifitas dan aturan semesta, kita tidak ikuti itu maka semesta akan mensortir kita, dan nyatanya semesta itupun sedang mengikuti Allah punya mau.

6 November 2019

Konsekwensi

Bukan perkara beberapakali kita gagal namun seberapa kali kita mampu bangkit dan mencoba lagi sampai akhirnya keberhasilan itu datang. Karena ada keyakinan dalam diri bahwasannya, antara kegagalan dan keberhasilan itu sedekat dua sisi mata uang.

Hidup ini patut diperjuangkan, namun dengan tidak menentang arus semesta, walau terkadang acap kali kita NAKAL sedikit untuk melawan arus.

Kita setiap detik diperlihatkan pola-pola kehidupan oleh semesta, guna memperbaiki pola hidup kita namun acapkali pula kita tidak bisa mengambil pelajaran dari suguhan semesta, kita protes, kita benci, dan parahnya kita menolak.

Semesta dengan sistemnya sudah sangat sempurna dan sangat berimbang, anda mencinta maka energi cinta anda akan direspon semesta lalu semesta mendatangkan orang-orang yang penuh cinta dihadapan anda berkumpullah anda dan orang-orang yang berenergi CINTA KASIH.

Juga ketika anda membenci, ketika anda pelit, ketika anda iri dengki, ketika anda khianat dan lain sebagainya, maka cepat atau lambat semua itu akan berbalik, konsekwensi semua atas prilaku kita akan kita terima, konsenlah pada perbaikan diri, sebab semesta tidak butuh laporanmu tentang negative nya saudara, teman dan sahabatmu.

Salam Semesta ❤️
9 Desember 2019

Terjerembab

Terjerembabku dalam kegelapan malam, saat lenaku hadir tak bergeming disudut hati yang mulai mengeruh.

Lalu ... 

Terperanjatku disapa sang waktu, yang kala itu mentari pagi candaiku disisa-sisa waktu yang cepat berlalu.

Mungkinkah aku yang tertatih menemui Rabb_ku tetap tertatih sampai dipenghujung usiaku ... 

Aku dan Rabb_ku yang Maha Pengampun

Cirebon, Wanantara
Jumat 20 Des 2019

Bersamamu

Lebih dari satu windu bahkan dasawarsa kita lalui hidup bersama di alam fana  ini.

Aku ingin kitapun hidup bersama dalam wujud yang sempurna di alam yang telah dijanjikan keabadiannya kelak.

For My Wife ❤️
14 Februari 2014

Senin, 16 Desember 2019

Bendungan Setu Parigi

Kisaran tahun 1928 datanglah seorang pria perkasa dari Jawa tepatnya dari daerah Purworejo bernama WUDO PRAWIRO (konon sebagai parajurit dari prajuritnnya Pangeran Diponogoro) ke Parigi, entah bagaimana cerita sesungguhnya hingga beliau bermukim pada waktu itu di Parigi. 

Singkat cerita Mbah Wudo mempunyai anak salah satunya bernama KARYO REJO yang saat itu diangkat menjadi Pegawai Perairan oleh Belanda, dan dibantu beberapa temannya yang menjadi anak buahnya, demikian ujar seorang nara sumber Bapak Jamaluddin yang saya temui (generasi ke tiga), mengisahkan yang dia ingat hasil cerita yang didapat dari Ayah dan Kakeknya.

Pada waktu itu masih jaman penjajahan Belanda, ada ide dari Pemerintahan Belanda kisaran tahun 1928 yang berinisiatif untuk membuat Bendungan yang bernama "Setu Parigi", yang kelak difungsikan sebagai irigasi dilokasi Pondok Aren dan sekitarnya (masih Tangerang ; belum terbagi) yang dulu disebut Kawedanaan Serpong (Kawedanan adalah wilayah administrasi kepemerintahan yang berada di bawah kabupaten dan di atas kecamatan yang berlaku pada masa Hindia Belanda) berkantor pusatnya di Kebayoran, yang sekarang ini telah menjadi Kantor Pusat PU di Jln Patimura.

Menurut penuturan Bapak Jamal beberapa setu yang beliau ketahui adalah merupakan setu alami, diantaranya : Setu Gentung, Setu Pamulang, Setu Cipondoh, lalu difungsi saat itu airnya untuk pertanian, namun beda dengan Setu Parigi yang memang dibuat oleh anak Bangsa kita.

Mengapa ada inisitif dibuat bendungan yang bernama "Setu Parigi", diatas lahan seluas 56.092.875 m2

Pembangunan Bendungan saat itu dimulai TH 1930 dan rampung 1932 yang terdiri dari 2 saluran Parigi / Sekunder 1 dan 2.

Parigi / Sekunder 1 
untuk mengairi sawah sekitar 77H dengan wilayah Parigi Baru (saat ini) berpintu air 3 saluran.

Lalu saluran yang ke 2 
untuk mengairi persawahan seluas 270H dan ini terdiri dari 4 pintu dan untuk mengairi persawahan Parigi Lama sampai Pondok Kacang dan sekitar nya.

Saat itu rumah dinas pengairan berlokasi tepat saat ini berada didepan gerbang masuk Sekolah Mentari / Mentari School Bintaro, dan hingga kini menjadi kediaman tetap Bapak Jamal

dan jalan itu dulu dinamakan Jln Pengairan yang titiknya berada dipertigaan Masjid Al Ghofur menuju saat ini yang bernama Ponpes Al Gontory (masih tanah pengairan).
Pintu masuk ke Bendungan atau Setu Parigi pun tidak jauh dari kediaman Bapak Jamal, kurang lebih 20 meter

Bapak Jamaluddin yang saya temui generasi ke 3 sebagai Pensiunan Petugas Pengairan (Juru Pengairan) saat ini, dan Ayahnya bernama Bapak Sudir pensiun di TH 79an sebagai Pengamat Pengairan, yang sebelumnya Juru Pengairan.
Poto Bapak Sudir yang saya minta tidak ada, namun saya mendapatkan poto istrinya yang bernama Nyai Kisah Binti Kisin asli pribumi Parigi.

Lalu selanjutnya digantikan oleh anak buahnya bernama H Nalih dan dibantu oleh Bapak Jamal dkk sebagai Pemeliharaan saluran (sekunder 1 dan 2 / saluran 1 dan 2) hingga kini telah memasuki masa pensiun.

Bapak Sudir Bin Karyorejo Bin Wudo Prawiro kini dimakamkan di Pemakaman Pondok Pucung berbatas dengan Desa Jombang Tangerang Selata ; saat ini) dan Alhamdulillah Bapak Jamal generasi ke 3 saat ini yang berusia 73th masih dalam keadaan sehat dan dapat bercerita gamblang seputar Setu Parigi.

Sawah yang dulu begitu luas dan menghijau, menguning saat panen tiba dengan penduduk yang ramah-tamah serta budaya Betawi yang khas dan kental menambah kedamaian warga sekitar Setu Parigi saat itu, namun beriring waktu semua itu tinggallah cerita, lalu berganti dengan cerita baru yang diperankan oleh anak cucu generasi baru Parigi.

Kini cerita masa lalu telah usai namun selanjutnya berganti cerita, Setu Parigi yang pada masa dulu sangat di harapakan airnya oleh ratusan petani kini Setu saat ini hanya sebatas tempat singgah sementara air yang datang lalu pergi begitu saja.

Setu Parigi saat ini sudah beralih fungsi menjadi salah satu Destinasi Wisata di Tangerang Selatan, dengan segala keterbatasan Setu Parigi tetap dijaga dan diperihara oleh Pemda 







Kamis, 12 Desember 2019

Review Cisadane Loop

#Review

Track MTB_XC Cisadane Loop
Saya menamakan track ini
MTB XC_Cisadane Loop

MTB XC-Cisadane Loop adalah track yang cukup bagus dan menarik (have fun) dan dengan komposisi kurang lebih :
Aspal Beton Konblok 40% dan
Makadam Tanah 60%

Lalu dengan jarak yang tidak begitu jauh dari JPG dan Start Finish di JPG kisaran 40an KM, jika Start Finishnya di Saung Cisadane Keranggan atau Jalur Pingir Cisadane JPC dan  persis pinggir kiri bibir Jembatan Keranggan jika datang dari Pamulang berjarak 14km, track ini menyajikan banyak view untuk sesi Prewed, Hot Spot Poto 😎 antara lain :

(Sepeda naik rakit, Lorong bambu, Lembah Cinta 😍, single track, Hutan Puspitek, Danau, dll)


Track ini salah satu dari banyak pilihan gowes ria dipenghujung hari, lalu terhubung pula dengan beberapa wisata kuliner yang cukup ternama yaitu :
Pecak Cere, Pecak Duren, Saung Cisadane dan Lubana Sengkol.

Track ini 1 paket
Gowes
Poto
Makan

Nah bagi yang ingin merasakan sensasi berpeluh senang ditrack MTB XC-CisadaneLoop silahkan nikmati hati-hati dan jangan lupa berdoa.

Note : Jangan lupa tegur sapa jika melintasi para warga setempat

Salam Gowes
Kang Abi 😍

Tidak Berprasangka

Berprasangka buruk itu sangat manusiawi sekali, setiap dada manusia berpotensi memiliki itu, namun ada yang memupuknya hingga su...