Ya buah jamblang yang banyak tumbuh diwilayah Negara kita, buah enak untuk dikonsumsi, dirujak atau hanya dimakan begitu saja.
Saya sih bukan bercerita tentang buah jamblang, namun ada keterkaitannya dengan buah jamblang ini. Siang ini selagi saya istirahat makan siang seusai kerja setengah hari ( waktunya istirahat), tepatnya persih didepan tempat bekerja saya, ada warung sunda, dan sebagian kami berlangganan makan di warung itu, disamping warung itu ada empang, sambil memandang empang kami sarapan dan makan disana, dan disebalik lokasi empang menghampar luas setu parigi, tempat yang pas buat kami beristirahat.
Kami duduk tatkala makan menghadap empang, di belakang ada 1 batang pohon jamblang, yang saat ini sedang berbuah namun jarang sekali warga sekitar bahkan pemiliknya mengambil buah jamblang tersebut, sehingga nyaris habis berjatuhan tanpa bisa dinikmati.
Siang itu seusai makan, saya lanjutkan memesan kopi hitam dan menghisap sebatang rokok 234, rokok yang sebagian orang menyukainya, tapi banyak pula yang tidak menyukainya bahkan mengharamkannya...its oke saya gak bahas rokok, kembali ke jamblang saja 😀.
Sedang asyik-asyiknya saya ngobrol bersama rekan, kebetulan juga rekan saya ini goweser, dia adalah Maryadi yang menjadi driver salah satu murid Mentari School Bintaro, lalu saya dikejutkan dengan jatuhnya 1 buah jamblang tepat dilengan kanan saya yang pada hari ini saya mengenakan kemeja tangan panjang, walhasil kemeja saya bernoda ungu kemerahan khas warna buah jamblang matang.
Nah kebiasaan saya nih, ketika saya mengenakan pakaian bersih saat hendak kerja lalu lalu ternodai dengan warna atau semacam jamblang tadi, atau ketika musim hujan terciprati oleh kendaraan, maka reaksi saya kadang jengkel, marah dan begitu tidak terimanya ada kotoran yang mengenai kemeja atau celana saya, pola-pola pemikiran semacam itu acapkali sangat melekat, dan hal semacam ini jangan dibiarkan, sebab jika dibiarkan akan beranak pinak dan akan selalu menolak qudrat. Sepertinya jika menghilangkan noda dikemeja akan banyak cara dan relatif mudah, namun menghilangkan noda hati yang Masya Allah sulitnya jika tidak dengan Anugrah Allah
Manusiawi sih jika itu terjadi, sebab pada umumnya kita kan suka bersih, namun ada sentilan kecil dalam lubuk hati saya tatkala pola-pola lama masih berkecimpung dalam diri, ada semacam teguran halus yang mengatakan, " Jika kamu Agus...dengan ternodanya kemejamu saja begitu perhatian, dan cemas, serta emosi, mengapa ruhanimu ketika terkotori kamu santai saja, bahkan tak sedikitpun kamu risau"
nah... sampai disitu teguran halus itu menyapa, lalu mulai saya mengevaluasi diri, sejauh ini saya akan merespon kejadian serupa diatas dengan pola sadar menerima qudrat, dan sekali lagi Tuhan tegur saya dengan pragmen sederhana...
Ow ternyata disetiap kejadian Tuhan memberitahu, menginformasikan kepada saya, agar terus belajar dan intropeksi kedalam bukan keluar.
Ikro kitabaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar