Senin, 15 November 2021

Jalani Saja

Jalani saja... 

Kalimat ini sering kali terucap ketika saya sedang ngobrol dengan seseorang yang saya anggap sebagai guru. Saat saya menemukan masalah dan ketika saya sowan ke Abah Guru, beliau hanya memberi saran singkat dan di akhiri kalimat "jalani saja dulu".
Kalimat yang singkat namun saya saat itu belum lah bisa mencerna apa makna dibalik kalimat itu. 

Namun dengan berjalannya waktu dan Al Hadi memberikan saya petunjuk maka perlahan terkuaklah. Dan ternyata hidup itu ya emang harus "dijalani" sesuai qudrat yang berlaku, yang ternyata saya acap kali gagal menerima kehadiran qudrat bahkan tidak jarang menolak. Lalu efeknya bukan hanya mandeknya perjalanan jasadi namun jauh lebih dalam lagi mandek pula perjalanan ruhani saya. 

Padahal kalimat "jalani" itu hakikatnya jalani qudrat yang Allah berikan, baik qudrat yang telah Allah tetapkan waktunya atau qudrat yang sering kali sepontanitas terjadi Allah berikan pada saya. Namun pada kenyataannya saya lebih suka menerima "qudrat" yang enak-enak saja walaupun di kenyataan pula "qudrat" yang enak itupun bisa menjadi sebab tidak baik pula bagi saya, saya masih ingat dengan ayat ini... 

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).

Ayat tersebut diatas nyatanya jelas sekali menerangkan atau menegaskan kepada pribadi saya, bahwa saya masih sering di wilayah "enak dan tidak enak" padahal itu hanya sebuah persepsi saya saja atas penerimaan qudratullah. Baik qudrat enak atau tidak enak, dan ternyata di dalamnya berisi "kebaikan-keselamatan dan pengampunan Allah", bukan hanya gagal dalam menerima qudrat yang "tidak enak", namun saya sering pula gagal menerima qudrat "yang enak". 

Mengingat kembali kalimat dan lagi-lagi kalimat ini selalu membekas di memori kepala dan di kedalam hati saya sebagai alarm terhadap penerimaan qudrat, bahwasannya :

"Tidak ada satu peristiwa di semesta ini yang tidak dalam ijin Allah, bahkan sehelai daun yang jatuh dari tangkainya pun atas ijin Allah". 

Terakhir saya terus berlatih mewaspadai pergerakan hati dan kecendrungan berfikir sebab proyek-proyek menuju jalan femahaman atau kesadaran banyak di area ini. 
Ketika saya dibisakan Allah dapat mewaspadai pergerakan pikir dan hati, maka efeknya InsyaAllah saya akan senantiasa terjaga dari prilaku yang tidak sejalan oleh Allah punya MAU. 

Terkahir saya tukil dari Hadis Qudsi : Allah SWT berfirman :
"Wahai hamba-Ku, Aku punya keinginan dan engkau pun punya keinginan. Namun yang terwujud adalah apa yang Aku inginkan. Jika kau penuhi keinginan-Ku niscaya Kupenuhi keinginanmu. Jika engkau tidak (mau) memenuhi keinginan-Ku, Aku akan membuatmu lelah dalam (upaya) mendapatkan keinginanmu, sedangkan yang terjadi hanyalah apa yang Aku inginkan."

Wallahu a'lam
Agus Abikana Zain


1 komentar:

  1. Ada kalimat " Kuat di lakoni rak kuat di tinggal ngopi "
    Sepertinya "ngopi" disitu adalah Rahmat dari Allah juga agar segala sesuatu pasti ada takarannya. Seperti Segala kesulitan disertai kemudahan. Ngopi bentuk dari kemudahan untuk jeda sejenak sebelum kita mendapatkan solusi atau bahkan hasil yang terbaik. Terbaik disini juga dipahami sebagai jalan yang diberikan Allah kepada kita.
    Wallahualam bisawab.

    BalasHapus

Tidak Berprasangka

Berprasangka buruk itu sangat manusiawi sekali, setiap dada manusia berpotensi memiliki itu, namun ada yang memupuknya hingga su...