Jam menunjukkan pukul 16.45, saya bergegas pulang, rintik hujan tak sanggup halangi niat pulang setelah 8 jam berjibaku dengan kerjaan.
Ada satu yang beda selepas beristirahat sejenak, tawaran makan sore yang telah disiapkan istri, hanya 2 macam sih... ?
(nasi dan sambal ceker presto), namun dampaknya 2000 nikmat kudapat bahkan lebih, sebab nikmat tak mungkin dapat kita kalkulasi dengan angka-angka.
Maka bagi saya dan mungkin anda yang sudah berkali-kali membaca surah Ar-Rahman, pasti tidak asing dengan ayat yang seringkali diulang, bukan sekali dua kali, bahkan hingga 31 kali, dan ini buat saya teguran keras, bahwa saya masih mendustakan nikmat Allah dengan prilaku yang tak mencerminkan kesyukuran atas nikmatNYA, baik syukur lisan, arkan dan qolbu
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Fabi ayyi aalaa’i Rabbikuma Tukadziban”.
Beberapa hari yang lalu saya pernah request masakan ceker yang empuk pada istri namun baru sore ini ceker kudapat, ceker salah satu makanan kesukaan saya.
Saya suka, saya puas, saya bahagia dan 1 lagi saya kenyang, saya yakin istri saya pun demikian pula sebaliknya, dia bahagia melihat suaminya pulang kerja dan memakan masakannya dengan lahap.
Dan ternyata CEKER AYAM yang untuk sebagian orang kurang suka, bahkan ada lho yang jijik memakannya namun tidak dengan saya dan istri sanggup menciptakan kebahagaiaan dengan bermodal ceker ayam, dan bahagia itu sederhana, sesederhana ketika istri mempresto ceker ayam.
Ayam diciptakan sejatinya untuk mengabdi pada Manusia, maka ketika anggota tubuhnya di konsumsi oleh manusia lalu manejadi energi dan energinya digunakan buat beribadah pada yang menciptakannya maka ayam tersebut akan ridho namun jika sebaliknya maka ayam tersebut tidak ridho dan kelak nanti dia akan menuntut balik pada si pemakannya.
Ibadah ayam ya di makan manusia.
Wallahu a'lam
9 November 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar