Rabu, 15 Januari 2020

Aku dan Kebohongan Syukurku

Malam itu jelang mata terpejam, kudengar sekumpulan katak berdendang riang, atau bisa juga berzikir takbir.

Aku yang jelang lelap menelusuri kegiatan dikeseharian yang hampa berhamba. Mensyukuri nikmat bak air didaun keladi, hilang tak berbekas, syukur lisanku pun belum sampai kesyukuran yang penuh kesadaran.

Pagiku syukur, siangku kufur lalu malamku lalai dikasur. Dibatas lisan saja syukurku masih tak berkesan, apalah lagi sampai pada syukur bil arkan dan bil qolbi.

Aku dan kebohongan syukuranku, bergelayut sampai diambang pagi, lalu kutemui lagi nikmat-nikmat ILAHI RABBI yang berlimpah terbagi-bagi buat semua yang mengabdi bahkan pula yang lalai mengabdi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak Berprasangka

Berprasangka buruk itu sangat manusiawi sekali, setiap dada manusia berpotensi memiliki itu, namun ada yang memupuknya hingga su...