Rabu sore saya, istri, adik ipar dan bibi tanpa direncanakan berkumpul di teras dan menceritakan tentang salah satu cucu Paman yang berangkat test mondok di AL-GONTORY NGAWI.
Cucu Paman ini cewek namun tomboy, masa-masanya di hiasi oleh permainan yang dia gemari cowok banget, dan jauh dari kesan manja kepada kedua orang tua apalagi cengeng, yang sering kali kita dapati jika anak cewek bermanja-manja kepada Ayah Bunda nya.
Namun pada saat keberangkatannya seorang diri (karna sebelumnya sudah diurus oleh Ustadz nya disini) dan semua calon santri baru berkumpul disuatu tempat di Tangerang untuk menaiki bis, tak dapat menahan kesedihan kedua orang tuanya memeluk buah hatinya dan meneteskan air mata, dan dia sang anakpun demikian yang pada sebelum-sebelumnya hal demikian tidak pernah terjadi, sungguh kesedihan yang dalam saat itu, perpisahan SEMENTARA yang mengharukan, menyesakkan dada.
Sang anak sedih sebab akan berpisah kepada kedua orang tua dan sanak saudara serta sahabat juga harta benda yang dia miliki, dia sementara waktu akan sendiri walau di keramaian karna belum memiliki teman.
Sang orang tua sedih karna buah hati akan pergi dan akan lama kembali dan kelak disana apa-apa akan dia lakukan sendiri, walaupun ada masa dimana kelak dia kembali.
Namun bukan itu perkara yang akan saya sampaikan buat pengingat diri saya terutama.
Seusai kami bercengkrama diteras, saya mengingat kembali pristiwa yang pernah dan sering saya baca di buku-buku dan wejangan dari Guru saya ketika saya belajar, kepergian dan perpisahan juga kesedihan atas kejadian diatas belumlah seberapa, namun ketika berpisahnya tubuh kita dengan ruh kita (Maut) ini yang amat sangat luar biasa, tubuh serasa dikuliti ketika ruh yang bersemayam di jasad ini dipaksa keluar, perihnya, sakitnya (Semoga Allah memudahkan kematian kita)
Allah SWT berfirman dalam surat
Qaf ayat 19 :
وَجَآءَتْ سَكْرَةُ ٱلْمَوْتِ بِٱلْحَقِّ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ
Wa jā`at sakratul-mauti bil-ḥaqq, żālika mā kunta min-hu taḥīd
وَجَآءَتْ سَكْرَةُ ٱلْمَوْتِ بِٱلْحَقِّ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ
Wa jā`at sakratul-mauti bil-ḥaqq, żālika mā kunta min-hu taḥīd
Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.
Belumlah lagi ketika memasuki alam yang baru yaitu alam kubur (bukan kota baru) anda yang sering membaca kisah alam kubur sudah pastilah faham dan saya tidak perlu menceritakanya lebih lanjut.
Kesedihan orang-orang yang kita tinggalkan didunia mungkin seiring waktu akan hilang, namun kesedihan, derita ahli kubur yang tanpa membawa bekal akan terus berlangsung dan mungkin itupun bisa jadi akan dilupakan oleh kita sebagai keluarganya, maka dipagi ini marilah kita ingat kepada siapun yang telah mendahului kita, kita do'akan semoga Allah ampuni dosa-dosanya, Allah maafkan semua kesalahannya, Allah terima semua amal ibadahnya dan Allah tempatkan disebaik-baiknya tempat di alam kuburnya Aamiin.
Wallahu A'lam
Note :
Berpisah dengan orang tua, saudara, kekasih hati, sahabat begitu sedihnya namun jarang sekali kita mengingat berpisahnya kelak jasad kita dengan ruh kita.